www.motroad.com - Salam Riders … Tampaknya
pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia telah membawa dampak yang begitu
signifikan bagi seluruh Industri di tanah air, baik industry sektor ril maupun industri
keuangan harus siap siap mengencangkan ikat pinggang demi cost efficiency agar terjadi penghematan beban.
Disamping itu nampaknya
pemerintah masih kurang berpihak pada Industri, terlihat bahwa meskipun
pemerintah menyadari perlambatan ekonomi Indonesia, tetapi fasilitas dan
kebijkan ekonomi nampaknya tidak menuju kearah untuk membantu sektor industri,
salah satunya dari sisi fiskal (pajak). Terbukti selama tahun 2015, sektor
perpajakan sedang gencar-gencarnya mencari penerimaan.
Tak terkecuali pada industri
automotif, yang memang karakteristiknya masih imbang antara proporsi pekerjanya
dan modalnya, industri ini memang bisa dibilang berteknologi tinggi, namun
jumlah tenaga kerja yang dipakai juga tergolong banyak (khususnya untuk pekerja
lapangan).
Masih terlintas segar di
ingatan kita, beberapa waktu yang lalu, Ford Motor, sebuat pabrikan otomotif
asal Amerika Serikat yang memutuskan untuk meninggalkan pasar Indonesia dengan
mencabut divisi penjualannya di Indonesia, alasan tersebut dikemukakan karena
penjualan di Indonesia sudah tidak memberikan profit yang signifikan lagi. Disamping
itu, Pasar Indonesia memang sudah cenderung condong ke Pabrikan Otomotif Jepang
yang memang sudah banyak berinvestasi dalam bentuk Pabrik Manufaktur di sini
dibandingkan dengan Ford yang hanya berupa divisi penjualan saja, sehingga
harga produk memang menjadi tidak bersaing.
PHK karyawan Suzuki
Pelambatan ekonomi ini juga
berpengaruh besar kepada PT Suzuki Indomobil Sales, divisi penjualan dari
Suzuki Grup di Indonesia, yang merumahkan sebagian karyawan kontraknya, dikarenakan
penjualan unit motor yang menurun sekitar 40% pada tahun 2015.
Seperti dilansir dari
detikOto, Ryohei Uchiki, Corporate PR Director of PT Suzuki Indomobil Sales
(SIS), mengatakan bahwa bisnis roda doa Suzuki mengalami penurunan sebesar 40% dibanding
di tahun 2015, sehingga SIS harus mengurangi sebagian karyawan kontrak di
segmen roda dua, walaupun jumlah karyawan yang di rumahkan tersebut tidak
terlalu banyak.
Penjualan Unit motor selama
tahun 2015 memang tidak se-cemerlang tahun-tahun sebelumnya, penurunan drastis
dialami Suzuki dengan hanya mencatat penjualan sebesar 109.882 Unit pada tahun
2015, sedangkan pada tahun 2014 Suzuki mampu mencatat penjualan sebesar 275.067
unit, meskipun di tahun 2014 tersebut juga dapat dikatakan turun jika dibanding
tahun sebelumnya lagi sebesar 393.803 unit.
Angka tersebut hanya membuat
Suzuki menduduki peringkat empat dalam penjualan unit selama tahun 2015,
dibawah Honda, Yamaha, dan Kawasaki. Hal ini dapat dikatakan kinerja penjualan
perusaan berlogo “S” tersebut masih kalah dibanding lima besar perusahaan
jepang pemegang pangsa pasar industri motor di Indonesia.
Penjualan Mobil Aman
Davy J. Tulian, 4W Deputy
Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales, mengatakan untuk penjualan roda
empat, Suzuki masih tergolong aman, sehingga tidak akan ada Pemutusan hubungan
kerja karyawan.
Yahh, agak sedikit kontras
memang pada akhirnya, jika nanti dibandingkan penjualan motor Suzuki dan
penjualan mobil Suzuki, nampaknya Mobil Suzuki masih memiliki pangsa pasar yang
cukup di Indonesia sehingga tidak harus merumahkan pegawainya, kemungkinan cost efficiency yang dituju adalah dengan
pengurangan unit produksi, dan ini dilakukan oleh departemen produksi Suzuki
Dengan melambatnya ekonomi
Indonesia, memang membuat sebagian besar industri di Indonesia harus melakukan
efisiensi biaya dengan segala macam bentuk, perlambatan ini tentunya seharusnya
disikapi secara bijaksana oleh pemerintah dengan memberikan kebijakan kebijakan
yang lebih friendly.
Silahkan tinggalkan komen yang membangun...
Terima Kasih
Salam Admin Motroad
EmoticonEmoticon